Pages

Kamis, 13 Januari 2011

Hamas Undang Kelompok Perlawanan Palestina Bahas Gencatan Senjata



Kamis, 13/01/2011 08:59 WIB | email | print | share
Hamas mengadakan pembicaraan "mendesak" dengan beberapa kelompok pejuang pada hari Rabu kemarin (12/1) untuk menyampaikan peringatan dari para pemimpin Arab terkait tentang penembakkan roket ke Israel, pemimpin faksi Hamas mengatakan kepada AFP.
Pertemuan berlangsung di sebuah hotel Kota Gaza terjadi hanya beberapa hari setelah Hamas mengatakan akan memastikan para kelompok pejuang Palestina mematuhi gencatan senjata dalam konsensus nasional, menyusul seminggu ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan dengan Israel.
Di antara kelompok pejuang yang diundang adalah anggota Jihad Islam, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) dan kelompok pejuang lainnya.
"Hamas meminta kami untuk hadir dalam pertemuan ini di Hotel Al-Quds di Gaza, mereka mengatakan hal itu mendesak," kata seorang pemimpin pejuang Palestina kepada AFP dalam kondisi anonimitas, mengatakan pertemuan itu diundang oleh Mahmud Zahar, Khalil al-Haya dan Ayman Taha .
"Hamas menerima pesan dari Mesir dan pihak lain, beberapa di antaranya negara Arab, yang mengatakan kepada mereka bahwa situasi di sepanjang perbatasan Gaza sangat berbahaya, dan Israel mungkin akan memulai perang lain jika penembakan roket berlanjut, terutama roket grad," katanya, mengacu pada sebuah roket Soviet-yang dirancang dengan jarak hingga 40 kilometer (24 mil).
Faaleh Ziddan, seorang pemimpin DFLP yang terlibat dalam pembicaraan, kepada AFP mengatakan ia juga menerima pringatan bahaya perang baru selama pertemuan pada Selasa lalu dengan dua pembantu kepala intelijen Mesir Omar Suleiman.
"Mereka memberitahu saya bahwa mereka sangat khawatir tentang eskalasi di Gaza dan bahwa Israel mungkin menggunakan roket Palestina sebagai alasan untuk perang baru," katanya menambahkan.
Yang diperlukan adalah "pemahaman nasional" sehingga tidak memberi Israel alasan untuk memulai perang, katanya.
"Situasi ini sangat berbahaya sekarang - tidak ada kepercayaan dengan Israel. Pertemuan ini akan membahas bagaimana menolak alasan Israel untuk memulai perang, dan bagaimana menciptakan kondisi tenang di lapangan."
Setelah pertemuan hari Rabu kemarin, seorang wakil Hamas membaca sebuah pernyataan atas nama semua kelompok yang hadir, menegaskan kembali "hak untuk melawan pendudukan Israel, termasuk dengan konsensus nasional."
Ini adalah referensi untuk menjaga gencatan senjata yang diumumkan oleh Hamas pada Januari 2009 setelah Israel "Operasi Cast Lead" terhadap Gaza. Gencatan senjata tersebut telah sangat dihormati oleh Hamas namun tidak oleh kelompok pejuang lainnya.
Khalil al-Haya, seorang pemimpin politik Hamas, berbicara tentang "masa tenang," dan menuntut bahwa hal ini juga diamati oleh Israel.
Pernyataan itu juga menyatakan alarm atas rencana oleh pendudukan Israel untuk melakukan pembantaian besar, dan menyerukan masyarakat internasional dan Liga Arab untuk mencegah hal ini terjadi.
Saksi mata mengatakan pada hari Rabu kemarin bahwa pasukan Hamas telah dikerahkan di sebelah timur Kota Gaza dekat perbatasan dengan Israel.
Khaled al-Batsh, seorang pemimpin kelompok pejuang Jihad Islam, mengatakan organisasinya akan "menghormati konsensus nasional Palestina mempertimbangkan kepentingan yang lebih besar", menyiratkan bahwa mereka tidak akan memulai serangan terhadap Israel.
Namun ia juga menggarisbawahi "hak membela diri melawan setiap agresi."
Dalam beberapa pekan terakhir, pejuang Gaza telah menembakkan sejumlah roket ke negara Yahudi, mendorong serangan udara balasan dan menimbulkan kekhawatiran lain adanya operasi besar-besaran di sepanjang garis perang tahun2008-2009.
Perang 22 hari, yang berakhir dalam gencatan senjata pada tanggal 18 Januari 2009, menewaskan 1.400 warga Palestina, lebih dari separuh dari mereka warga sipil, dan 13 orang Israel, 10 diantaranya tentara. (fq/afp)

0 komentar:

Posting Komentar