Pages

Kamis, 13 Januari 2011

Israel Memang Sengaja Ingin "Hapus" Warga Palestina dari Al-Quds



Dalam sebuah tindakan melanggar hukum internasional, Tel Aviv telah memainkan peran langsung dalam pembongkaran hotel yang bersejarah Palestina di Timur al-Quds (Yerusalem), seorang pakar politik mengatakan.
"Israel telah memiliki banyak undang-undang rasis dan apartheid yang diterapkan terhadap warga Palestina di dalam wilayah-wilayah yang diduduki sejak tahun 1948, termasuk Timur al-Quds," kata wartawan dan pendiriPalestine Telegraph yang berbasis di London, Sameh Habeeb, mengatakan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Press TV pada hari Senin lalu.
Pembongkaran Hotel Gembala lebih lanjut membuktikan bahwa Israel selalu punya alasan untuk digunakan kapan pun mereka melakukan sesuatu dan karena itu mereka selalu berusaha untuk membenarkan apa yang mereka inginkan, ia menambahkan.
"Mereka memiliki mesin propaganda yang benar-benar siap memberikan alasan dan membawa pembenaran atas apa pun yang mereka laksanakan," kata Habeeb.
"Israel telah melanggar hukum internasional."
Dia menekankan bahwa menurut PBB, Timur Al-Quds harus dikelola oleh pihak ketiga dan semua pembangunan pemukiman di wilayah ini dilarang dilakukan.
Habeeb menyalahkan AS dan masyarakat internasional untuk dukungan mereka terhadap Israel dan memberikan lampu hijau untuk mendorong kebijakan Israel terhadap warga Palestina, dan mengutuk sikap kontradiksi Washington pada solusi dua-negara dalam konflik Israel-Palestina.
Dia menjelaskan bahwa jumlah pemukim Yahudi Israel di Timur al-Quds hampir dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, mencatat bahwa tren ini ditujukan untuk membuat kota tersebut dianeksasi secara ilegal dan hanya memiliki penduduk murni Yahudi dan menghapusnya dari eksistensi bangsa Palestina di tempat bersejarah yang menunjukkan bahwa bangsa Palestina pernah ada di sana. "
Dia mengatakan desakan Israel untuk diakui sebagai negara Yahudi bertujuan untuk membangun sebuah negara rasis di mana bangsa Palestina dan para pengikut agama-agama lain tidak punya tempat.
Habeeb lebih lanjut mengatakan bahwa seruan Israel untuk pertukaran tanah dengan Otoritas Palestina bertujuan untuk menghapus Palestina yang tinggal di wilayah-wilayah yang diduduki sejak sebelum 1948.
"Jadi permukim akan tinggal di Tepi Barat dan mereka akan menyingkirkan banyak orang Palestina di dalam Israel."
Dia juga menyoroti bagaimana Tel Aviv mengambil keuntungan dari kepercayaan Yahudi terhadap warga Palestina selama perang 22 hari terhadap Jalur Gaza pada pergantian tahun 2009, dan bagaimana rabbi Israel dan kelompok radikal kanan telah mempengaruhi tentara.
"Mereka menggunakan Taurat ketika mereka menyerang Gaza, mereka berdoa di perbatasan Gaza ketika roket berjatuhan membunuh orang tak berdosa di Jalur Gaza," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar